KALAMPALEMBANG

Usai Ramadhan Lanjut ke Syawal, Mari Kita Berpuasa

Oleh Aminuddin, Pemerhati Keislaman

Palembang,Medconas.com—BULAN suci ramadhan baru saja berlalu. Beruntunglah bagi mereka yang sukses berpuasa selama satu bulan.

Namun bagi yang bolong-bolong, teru ta ma kaum wanita yang berhalangan, tak usah pula berkecil hati.

Masih ada waktu untuk membayarnya di luar bulan suci ramadhan. Yang terpen ting ada niat dan kesungguhan untuk membayarnya.

Setelah lebaran, ternyata masih ada pua sa buat kita tunaikan. Bedanya dengan ramadhan, puasa satu ini bukan wajib, tapi sunnah hukumnya.

Puasa apakah itu? Puasa Syawal namanya.

Bulan Syawal adalah bulan kesepuluh dalam penanggalan Hijriyah yang penuh keutamaan dan keistimewaan. Berada tepat dibelakang bulan Ramadhan, kalangan ulama dan fukaha menilai syawal sebagai bulan pelaksanaan konsep Idul Fitri yang bermakna kembali ke fitrah.

Ibnul ‘Allan Asy Syafii mengatakan, “Penamaan bulan Syawal itu diambil dari kalimat Sya-lat al Ibil yang maknanya seekor unta yang mengangkat atau menegakkan ekornya.

Syawal dimaknai demikian, karena dulu orang-orang Arab menggantungkan alat-alat perang mereka, disebabkan sudah dekat dengan bulan-bulan haram, yaitu bulan larangan untuk berperang.”

Status bulan Syawal kemudian berubah ketika ajaran Islam mulai disemai Rasulullah SAW, budaya dan tradisi jahiliyah itu sirna seiring meluasnya pengaruh Islam di jazirah Arab.

Selain itu, sejarah awal Islam juga mencatat sejumlah momen penting di bulan Syawal.

Beberapa diantaranya bahkan memiliki pengaruh kuat terhadap keberhasilan pengembangan agama Islam di fase berikutnya, salah satunya adalah perang Uhud yang berlangsung pada 15 Syawal 3 Hijriyah atau Ahad 31 Maret 625M.

Pada bulan ini pula tertoreh sejarah penting dalam kehidupan Rasulullah SAW serta peradaban Islam.

Menurut Ibnu Mandhur dalam Lisan al-Arab, Nabi Muhammad SAW mempersunting Siti Aisyah RA, putri Abu Bakar RA, pada bulan Syawal. Keduanya juga memulai hidup bersama pada bulan Syawal.

Di bulan ini pula seorang ahli hadis terkemuka bernama Muhammad al-Bukhari lahir. Imam Bukhari terlahir di Bukhara, Uzbekistan, Asia Tengah pada 13 Syawal 194 H.

Menurut Ibnu Hajar Al Asqalani, Imam al-Bukhari berhasil menuliskan sebanyak 9.082 hadis dalam karya monumentalnya bertajuk al-Jami’al-Shahil yang dikenal sebagai Shahih Bukhari.

Sejarah peradaban Islam juga mencatat pada 17 Syawal, umat Muslim di zaman Rasulullah SAW terlibat dalam Perang Uhud. Pada pertempuran itu, umat Islam mendapatkan pelajaran penting karena mengalami kekalahan.

Peristiwa penting lainnya adalah terjadinya Perang Bani Qainuqa, di sini pasukan kaum muslim yang dipimpin Rasulullah memerangi kaum Yahudi lataran mereka memerangi kaum muslim, mereka juga yang pertama mengkhianati perjanjian yang dibuat kedua belah pihak.

Puasa Syawal ini dimulai sejak 2 Syawal atau tepat selang sehari setelah Hari Raya Idul Fitri.

Rasulullah SAW pernah menjelaskan bahwa orang yang melakukan enam hari puasa Syawal setelah satu bulan puasa Ramadhan, maka ia akan memperoleh pahala senilai satu tahun berpuasa.

” Barang siapa berpuasa Ramadhan kemudian dilanjutkan dengan enam hari dari Syawal, maka seperti pahala berpuasa setahun.” (HR Muslim)

Keutamaan Puasa Syawal

SAUDARA-saudaraku yang dicintai Allah SWT ..

Ada 5 keutamaan yang diperoleh bila kita melaksanakan ibadah puasa Syawal.

Apa saja?

1. Penyempurna puasa ramadhan

Salah satu manfaat ibadah sunnah adalah sebagai penyempurna ibadah fardhu. Sebagaimana shalat sunnah rawatib (qabliyah dan ba’diyah) yang bisa menjadi penyempurna bagi shalat fardhu. Demikian juga puasa sunnah Syawal bisa menjadi penyempurna puasa Ramadhan.

2. Pahala puasa satu tahun

Dalam Al-Quran surat Al-An’am ayat 160 dijelaskan bahwa setiap satu amal iba dah akan dibalas pahala sepuluh kali lipatnya.

Mengacu pada penjelasan ini, jika dikal kulasikan maka satu bulan puasa rama dhan dikali 10 sama dengan 10 bulan, ke mudian 6 hari puasa Syawal dikali 10 sama dengan 2 bulan.

Jadi 10 bulan ditambah 2 bulan sama dengan 12 bulan atau satu tahun.

3. Tanda diterimanya puasa ramadhan

Salah satu ciri-ciri diterimanya amal ibadah adalah konsistensi melakukan ibadah yang lain setelah ibadah pertama selesai. Begitupun dalam puasa ramadhan.

Salah satu ciri-ciri diterimanya puasa ramadhan adalah seseorang melakukan puasa sunnah Syawal setelahnya.

4. Sebagai tanda syukur

Melaksanakan puasa sunnah Syawal merupakan bukti syukur seorang hamba karena selama bulan ramadhan telah memperoleh anugerah dari Allah SWT baik berupa ibadah-ibadah yang bisa dijalani di dalamnya ataupun ampunan yang dijanjikan bagi orang yang beribadah selama bulan puasa.

Rasulullah saw bersabda:

“Siapa saja yang berpuasa ramadhan dengan dasar iman, dan berharap pahala dan ridha Allah, maka dosanya yang lalu akan diampuni.”

[Dalam riwayat lain]: “Siapa saja yang menghidupkan malam hari bulan ramadhan dengan dasar iman, dan berharap pahala dan ridha Allah, maka dosanya yang lalu akan diampuni.”(HR Bukhari dan Muslim)

5. Menjaga konsistensi ibadah

Selesainya bulan ramadhan bukan berarti ibadah-ibadah di dalamnya terputus. Umat Muslim dianjurkan untuk tetap menjaga konsistensi ibadah tersebut.

Salah satunya adalah dengan berpuasa sunnah Syawal sebagai bukti konsistensi puasa yang sudah dilakukan selama ramadhan.

Wallahu a’lam bish-shawab.

_________

Sumber Literasi :

1. Republika.co.id

2. NU Online

3. IslamPos

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button