Borobudur dan Penduduk Asli
Oleh: H Albar Sentosa Subari*
Berbicara masalah candi Borobudur tidak ada hentinya untuk diperbincangkan, karena dia memang mempunyai banyak sejarah , mulai dari berdirinya kerajaan kerajaan di Nusantara sampai ditemukan oleh bangsa asing karena masa sehingga tertimbun, sampai digali dan diakui sebagai cakar budaya. Dan salah satu keajaiban dunia.
Sekarang sedang hangat hangat nya dibicarakan tentang kenaikan tarif masuk ke Borobudur yang disampaikan oleh menteri koordinator bidang maritim dan investasi beberapa waktu yang lalu, namun sifatnya masih dalam pembahasan seperti disampaikan oleh menteri pariwisata.Tentu ini menimbulkan pro dan kontra.
Niat baik pemerintah untuk membatasi pengunjung guna pelestarian hasil budaya itu.
Ada yang menarik pengalaman penulis di tahun delapan puluhan yang pernah berkunjung ke Borobudur waktu studi di Yogyakarta.
Saat itu sebagai mahasiswa sembari berbincang bincang dengan penduduk sekitarnya (sekitar Borobudur ataupun sekitar tempat kost), menanyakan apakah mereka penduduk asli pernah berkunjung ke Borobudur.
Jawabannya sangat pantastis yaitu bahwa mereka belum pernah berkunjung ke Borobudur, karena alasan jauh dan sebagainya, terutama dana untuk menuju lokasi. Tentu saja yang menjadi responden saat itu adalah penduduk pribumi asli yang bermukim di daerah sederhana. Dari gambaran di atas dapat disimpulkan asumsi bahwa tidak semua orang tertarik apalagi jika tidak mempunyai biaya sama sekali. Mereka hanya mendengar cerita cerita dari mulut ke mulut akan keberadaan candi tersebut. (**)
*Penulis adalah Pengamat Hukum di Sumatera Selatan