HUMANIORA

Membangun Karakter Bangsa

Oleh: H Albar Sentosa Subari*

Membangun dapat berarti memperbaiki, membina, mendirikan atau mengadakan sesuatu.
Karakter adalah tabiat, watak atau sifat sifat seseorang yang membedakannya dari orang lain. Dalam konteks pembelajaran ini membangun karakter adalah suatu proses atau usaha yang dilakukan untuk membina, memperbaiki dan atau membentuk tabiat, watak, sifat kejiwaan, ahlak insan manusia, sehingga menunjukkan perangai dan tingkah laku yang baik berlandaskan nilai-nilai Pancasila.
Pendidikan karakter mengajarkan kebiasaan cara berfikir dan perilaku yang membantu individu untuk hidup dan bekerja sama sebagai keluarga, masyarakat dan negara, serta membantu mereka untuk membuat keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Enam jenis Karakter yang dimaksud adalah sebagai berikut.
a. Trustworthiness, bentuk karakter yang membuat seseorang menjadi berintegritas, jujur dan loyal.
b. Fairness, bentuk karakter yang membuat seseorang memiliki pemikiran terbuka serta tidak suka memanfaatkan orang lain.
c. Caring, bentuk karakter yang membuat seseorang memiliki sikap peduli dan perhatian terhadap orang lain maupun kondisi sosial lingkungan sekitar.
d. Respect, bentuk karakter yang membuat seseorang selalu menghargai serta peduli terhadap lingkungan alam.
e. Citizenship, bentuk karakter yang membuat seseorang bertanggung jawab, disiplin dan selalu melakukan sesuatu dengan sebaik mungkin.
Pendidikan karakter merupakan upaya harus melihat semua pihak, baik rumah tangga dan keluarga, sekolah dan lingkungan sekolah maupun masyarakat luas.
Pemberian penghargaan kepada orang yang berprestasi, dan hukuman kepada yang melanggar, menumbuhkan suburkan nilai nilai yang baik dan sebaliknya mengecam dan mencegah berlakunya nilai nilai buruk. Selanjutnya menerapkan pendidikan berdasarkan karakter dengan menerapkan ke dalam setiap pelajaran yang ada di samping mata pelajaran khusus untuk mendidik karakter seperti pelajaran agama, sejarah, moral Pancasila dan sebagainya.
Tidak kalah penting adalah pendidikan di masyarakat, karena lingkungan masyarakat juga sangat mempengaruhi karakter dan watak seseorang, dan juga terhadap keberhasilan penanaman nilai nilai etika, estetika untuk membentuk karakter.
Jika sistem nilai dan pandangan mereka terbatas pada kini dan disini, maka upaya dan ambisinya terbatas pada hal yang sama.
Membangun karakter dan watak bangsa melalui pendidikan mutlak diperlukan, bahkan jangan ditunda-tunda, mulai dari lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat. Pembentukan karakter dan watak atau kepribadian ini sangat penting, bahkan sangat mendesak dan mutlak adanya.

Hal ini cukup beralasan, mengapa.
Karena adanya krisis yang terus berkelanjutan melanda bangsa kita, yang sampai saat ini belum ada solusi secara jelas dan tegas, lebih banyak berupa wacana seolah olah Bangsa ini diajak ke dalam mimpi.

Tentu masih ingat beberapa waktu yang lalu Pemerintah mengeluarkan pandangan, bahwa bangsa kita akan makmur, sejahtera nanti di tahun 2030.
Banyak kalangan masyarakat yang mempunyai pandangan terhadap istilah kelatahan sosial yang terjadi akhir-akhir ini.
Hal ini terjadi pada berbagai peristiwa, seperti tuntutan demokrasi yang diartikan sebagai kebebasan tanpa aturan, tuntutan otonomi bagi kemandirian tanpa kerangka acuan yang mempersatukan seluruh komponen bangsa, hak asasi manusia yang terkadang mendahulukan dari pada kewajiban. Pada akhirnya berkembang ke arah berlaku nya hukum rimba yang memicu kesukubangsaan.
Kerancuan ini menyebabkan orang frustasi dan cenderung meluapkan perasaan tanpa kendali dalam bentuk amuk masa atau amuk sosial. Berhadapan dengan berbagai masalah dan tantangan, pendidikan nasional pada saat yang sama tetap memikul peran multidimensi.
Pendidikan berperan bukan hanya merupakan sarana tranfer ilmu pengetahuan saja, tetapi lebih luas lagi sehingga pembudayaan yang intinya adalah pembentukan karakter dan watak yang pada gilirannya menuju rekonstruksi negara dan bangsa yang lebih maju dan beradab. Oleh karena itu reformasi pendidikan sangat mutlak diperlukan untuk membangun karakter atau watak suatu bangsa, bahkan merupakan kebutuhan mendesak. Reformasi kehidupan nasional secara singkat, pada intinya bertujuan untuk membangun Indonesia yang lebih genuinely dan authentically demokrasi dan berkeadaban sehingga betul betul menjadi Indonesia baru yang Madani yang bersatu padu. (**)

*Penulis adalah pengamat hukum di Sumatera Selatan

 

 

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also
Close
Back to top button