Dampak Pembatalan Piala Dunia U-20 Makin menggelinding
Oleh: H. Albar Sentosa Subari*
FIFA secara resmi menyatakan mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 pada hari Rabu tanggal 29 Maret 2023 malam. Keputusan tersebut dibuat FIFA setelah Indonesia dinilai tidak bisa memberikan jaminan keamanan kepada Israel usai protes keras dari banyak pihak.
Persiapan untuk menyambut even tersebut tentunya berdampak pada anggaran yang telah dikeluarkan baik daerah maupun pusat. Bersumber dari Tribun Network/nas/wly lebih kurang mencapai Rp. 1.075 triliun.
Khususnya di Sumatera Selatan menurut Kepala Dinas Perumahan dan Pemukiman Provinsi Sumatera Selatan yang dimuat di media lokal 31 Maret 2023 sebanyak Rp. 30 miliar anggaran dari 2020 hingga 2022, belum lagi total kebutuhan anggaran renovasi stadion dan lapangan agar sesuai dengan regulasi FIFA, kata Direktur Prasarana Strategis Kementerian PURR.
Terlepas dari semua anggaran yang telah digelontorkan, tentu membuat sebagian warga negara merasakan dampak nya.
Salah satu dampaknya mungkin langsung atau tidak langsung akan berdampak pada tahun politik 2024.
Hal itu sebagaimana yang dilansir oleh beberapa media bahwa Elektabilitas dari calon calon Presiden diprediksi turun, sebagai mana kata pengamat politik Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin menilai sikap Ganjar Pranowo yang menolak timnas Israel.
Namun pendapat berbeda dari pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Parameter Politik Ari Prayitno., bahwa tidak akan berdampak pada elektabilitas. Sehingga perlu ada statistik dari lembaga survei.
Muncul Spanduk Ajakan Golput di Malang yang terbentang di jembatan penyeberangan orang di jalan Jenderal Basuki Rahmat, kawasan Kayutangen Hertage, Malang, Jawa Timur.
Diduga spanduk tersebut sebagai bentuk rasa kecewa warga mengenai kasus tragedi kemanusiaan Kanjuruhan. Spanduk tersebut sampai berita nya diturunkan masih membentang di jembatan penyeberangan orang.
Yang jelas kita semua tidak larut dalam kekecewaan, semua sudah diatur oleh yang menciptakan kita sebagai makhluk Nya yang serba kekurangan. Semuanya pasti ada hikmahnya, sesuai dengan judul buku karya Syekh Abdul Hamid al-Bilali. (**)
*Penulis adalah Ketua Jaringan Panca Mandala (JPM) Sriwijaya-Sumatera Selatan