Pembangunan Karakter, Ketahanan dan Keamanan Nasional
![](https://medconas.com/wp-content/uploads/2023/04/IMG_20230406_103508-676x470.jpg)
Oleh: H.Albar Sentosa Subari*
Membangun karakter dapat berarti memperbaiki, membina, mendirikan, atau mengadakan sesuatu. Karakter adalah tabiat, watak, atau sifat sifat seseorang yang membedakannya dari orang lain. Dalam konteks ini membangun karakter adalah suatu proses atau usaha yang dilakukan untuk membina, memperbaiki, dan / atau membentuk tabiat, watak, sifat kejiwaan, akhlak Budi pekerti insan manusia atau masyarakat, sehingga menunjukkan perangai dan tingkah dan laku yang baik berlandaskan nilai-nilai Pancasila.
Pendidikan karakter mengajarkan kebiasaan cara berpikir dan perilaku yang membantu individu untuk hidup dan bekerja bersama sebagai keluarga, masyarakat dan serta membantu mereka untuk membuat keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan. Karakter yang menjadi acuan seperti dalam The Six Pillars of Character yang dikeluarkan oleh Character Counts Coalition.
Enam karakter dimaksudkan adalah sebagai berikut.
1. Trustworthiness, bentuk karakter yang membuat seseorang menjadi berintegritas, jujur dan loyal.
2. Fairness, bentuk karakter yang membuat seseorang memiliki pemikiran terbuka serta tidak suka memanfaatkan orang lain.
3. Caring, bentuk karakter yang membuat seseorang memiliki sikap peduli dan perhatian terhadap orang lain maupun kondisi sosial lingkungan sekitar.
4. Respect, bentuk karakter yang membuat seseorang selalu menghargai serta peduli terhadap lingkungan alam.
e. Citizenship, bentuk karakter yang membuat seseorang bertanggung jawab, disiplin dan selalu melakukan sesuatu dengan sebaik mungkin.
Pendidikan karakter merupakan upaya harus melibatkan semua pihak, baik rumah tangga dan keluarga, sekolah dan lingkungan sekolah maupun masyarakat luas.
Sebagaimana disarankan Philips, keluarga hendaklah kembali menjadi school of love, sekolah untuk kasih sayang atau tempat belajar yang penuh cinta sejati dan kasih sayang, atau disebut keluarga yang sakinah, mawadah dan warahmah. Sedangkan pendidikan karakter melalui sekolah, bukan pembelajaran pengetahuan semata, tetapi lebih dari itu, yaitu penanaman moral, nilai nilai etika, Budi pekerti yang luhur dan lain sebagainya. Pemberian penghargaan kepada orang yang berprestasi dan hukuman kepada yang melanggar, menumbuhkan suburkan nilai nilai yang baik dan sebaliknya mengecam dan mencegah berlaku nya nilai nilai buruk.
Selanjutnya menerapkan pendidikan berdasarkan karakter dengan menerapkan kedalam setiap pelajaran yang ada disamping mata pelajaran khusus untuk mendidik karakter seperti pelajaran agama, sejarah moral Pancasila dan sebagainya. Tidak kalah penting adalah pendidikan di masyarakat, karena lingkungan masyarakat juga sangat mempengaruhi karakter dan watak seseorang, dan juga terhadap keberhasilan penanaman nilai nilai etika, estetika untuk membentuk karakter.
Menurut Qurais Shihab, situasi kemasyarakatan dengan sistem nilai yang dianutnya mempengaruhi sikap dan cara pandang masyarakat secara keseluruhan.
Jika sistem nilai dan pandangan mereka terbatas pada kini dan disini, maka upaya dan ambisinya terbatas pada hal yang sama. Membangun, karakter dan watak bangsa melalui pendidikan mutlak diperlukan, bahkan jangan ditunda-tunda, mulai dari lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat. Semoga ke depan bangsa kita lebih beradab, maju, sejahtera kini, esok dan selamanya.
Terutama dalam mempertahankan kedaulatan negara dan keamanan nasional, sebagai mana diamanatkan oleh para pendiri bangsa Indonesia yang terwujud dalam persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Yang berlandaskan pada Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945. (**)
*Penulis adalah Ketua Jejaring Panca Mandala Sriwijaya dan anggota Gerakan Nasional Revolusi Mental BERSATU Provinsi Sumatera Selatan.