HUMANIORA

Merdeka Sebelum Jagung Berbunga

Oleh: Albar Sentosa Subari*

Di dampingi Bung Hatta dan dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat, sekitar pukul 12. Bung Karno mendarat di Kebayoran, setelah sejak 9 Agustus meninggal Indonesia menuju Dalat , memenuhi panggilan Jendral Terauchi, Panglima Tinggi Pasukan Jepang di Asia Tenggara. Di dampingi dr. R. Soeharto, dokter pribadi Bung Karno, mereka disambut rakyat. Ketika diminta menyampaikan sambutan, Bung Karno mengatakan: jika dulu saya berkata Indonesia akan merdeka sebelum jagung berbuah, kini dapat saya katakan kepada saudara saudara, bahwa Indonesia akan merdeka sebelum JAGUNG BERBUNGA.
Sekitar pukul 16.00, Syahril datang ke rumah Bung Karno dan Hatta, mengabarkan Jepang sudah menyerah kepada sekutu. Syahril menanyakan hasil pertemuan dengan Terauchi, dan dijawab oleh Hatta, Tergantung kita sendiri “.
Syahril usul, sebaiknya jangan diproklamasikan oleh PPKI, sebab akan dicap oleh sekutu sebagai buatan Jepang.
Syahril dan Bung Hatta datang ke rumah Bung Karno. Bung Karno masih ragu ragu atas penyerahan kekuasaan Jepang kepada sekutu. Sebelum ada kepastian dari Gunseikanbu ( staf Departemen urusan umum).
Kalau benar sudah menyerah, dia akan terim pendapat Syahril itu. Besok kan belum terlambat, kata bung Karno. Jawab Syahril, ya belum terlambat.

Apa yang disampaikan Terauchi di Dalat?. Pemerintah Jepang telah memutuskan untuk memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Untuk melaksanakan nya telah dibentuk PPKI, dan pelaksanaan dapat dilaksanakan segera setelah persiapan selesai dengan wilayah kekuasaan seluruh bekas wilayah Hindia Belanda. Wilayah ini sesuai dengan hasil ( pemungutan suara) pada sidang kedua BPUPK tanggal 11 Juli 1945, selain dua alternatif lain yang lebih berkesan ” ekspansionistis”.
Bung Hatta sendiri, dalam memoarnya, mengenai pertemuan itu , menulis, Sesudah berjuang sekian tahun untuk mencapai Indonesia merdeka, ternyata terwujud hari ini bertepatan dengan hari ulang tahun saya, 12 Agustus.
Pada kesempatan pertemuan itu , tanggal 12 Agustus, Terauchi juga menyampaikan 21 anggota PPKI, terpilih tidak hanya terbatas wakil wakil dari Jawa, tetapi juga dari pulau pulau lain. Rinciannya sebagai berikut; 12 wakil dari Jawa, 3 dari Sumatera, 2 dari Sulawesi, seorang dari Kalimantan, seorang dari Nusa Tenggara, seorang dari Maluku, seorang dari keturunan penduduk Cina.
Ir. Sukarno, Drs. Mohammad Hatta dan Achmad Subardjo masing masing ditunjuk sebagai ketua, wakil ketua dan penasehat. Ketika sidang pertama PPKI akan dimulai 18. Agustus, Sukarno menambah enam orang lagi tanpa seizin Jepang.
Mengenai kekalahan Jepang, dalam perjalanan pulang dari Dalat – Singapura, diberitahukan Soviet mulai menyerbu Manchuria, menyusul pemboman tanggal 6 dan 9 Agustus di Hiroshima dan Nagasaki yang mengawali kekalahan Jepang secara berturut turut. Dengan kekalahan demikian kekalahan Jepang itu, bahkan sudah ada rencana pasukan sekutu mendarat ke Jawa untuk pemindahan kekuasaan. Proklamasi Kemerdekaan tinggal soal waktu. Persoalannya tinggal bagaimana menghadapi sekutu. Oleh karena itu, Bung Karno dan Bung Hatta berpendapat, rencana waktu proklamasi kemerdekaan akan dibicarakan dalam sidang PPKI.

Keinginan Bung Karno dan Bung Hatta tidak disetujui golongan muda. Mereka menghendaki proklamasi kemerdekaan lepas sama sekali dari Jepang. .
Karena terjadi perbedaan itulah Peta Batalyon I dan batalyon II Residensi Jakarta membawa Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok pada tanggal 16 Agustus pagi hari. Di sana mereka mengibarkan bendera merah putih yang kemudian dikenal sebagai peristiwa pra- proklamasi. Cerita lengkapnya sekitar proklamasi ini bisa kita telusuri secara jauh dan mendalam buku karangan Bung Hatta berjudul Sekitar Proklamasi dan buku Memoir Mohammad Hatta dan referensi referensi lainnya termasuk bukunya Bung Karno dan Mr. M. Yamin.

Rengasdengklok, sebuah kota kecil terletak di kilometer 15 menjorok ke Utara kota Kedung gede, Kerawang.
Sepanjang pagi tanggal 16 Agustus 1945 Bung Karno dan Bung Hatta menghadapi keinginan menggebu gebu golongan pemuda. Mereka mendesak kedua pemimpin bangsa itu segera memproklamasikan kemerdekaan. Semula Bung Karno tetap berpendirian akan membicarakan nya dengan anggota PPKI yang akan rapat tanggal 16 Agustus itu. Akhirnya Bung Karno,- bung Hatta mengambil keputusan, menyatakan akan memprioritaskan kemerdekaan besok pagi, 17 Agustus 1945.
Malam nya bung Karno menulis konsep naskah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia di atas secarik kertas. Bung Hatta dan Achmad Subardjo menyumbangkan bahan secara lisan.
Kalimat pertama berbunyi; Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia ” ( berasal dari Subardjo). Kalimat terakhir mengenai ” perpindahan kekuasaan” berasal dari bung Hatta.
Soekarno semula mengusulkan agar semua tokoh ikut membubuhkan tanda tangan ( model Amerika Serikat).
Sukarni mengusulkan dua nama saja, sebab Bung Karno dan Bung Hatta s.udah dikenal sebagai pemimpin bangsa. (**)

* Penulis adalah ketua JPM Sriwijaya Sumsel

Related Articles

Back to top button