HIBURAN

Berkunjung ke Kota Wali, Mampir Yuk di Keraton Kasepuhan Kesultanan Cirebon!

Cirebon, Medconas.com — Selain dikenal dengan sebutan Kota Wali, Cirebon yang berada di Jawa Barat ini populer sebagai Kota Udang.

Kenapa disebut Kota Udang?

Karena, mengutip Liputan6.com, sebutan itu berasal dari etimologi Cirebon yang merupakan singkatan dari dua kata, “Ci” dan “Rebon”.

Dalam bahasa Sunda, ci atau cai berarti air, sedangan rebon berarti udang.

Meski ada juga yang menyebut Cirebon berasal dari kata “Caruban” yang berati “campuran” atau “bersatu padu”.

Alasannya, karena masyararakat Cirebon terdiri dari berbagai macam suku, seperti dari Jawa, Melayu, Sunda, China, dan Arab.

Tradisi pembuatan Bekasem Ikan digelar dalam rangkaian memperingati Hari Maulid Nabi Muhammad SAW di Keraton Kasepuhan Cirebon, Selasa (10/9/2024). (Foto : Tribuncirebon.com)

 

Membatik

Jika kamu berkunjung ke Cirebon, jangan lupa singgah Keraton Kasepuhan Kesultanan Cirebon.

Selain menikmati arsitekturnya yang khas, kekayaan sejarah dan budaya, di sini kamu bisa berlatih membatik dan melukis.

Karena, saat akhir pekan di hari Sabtu dan Ahad pihak Keraton membuka workshop pelatihan membatik dan melukis topeng Cirebon.

Jadi, kata Direktur Badan Pengelola Keraton Kasepuhan Cirebon Ratu Raja Alexandra Wuryaningrat, workshop ini diberikan untuk wisatawan yang ingin belajar membatik dan melukis.

Bahkan saat ini di Alun-alun Kasepuhan disediakan permainan-permainan beragam dan aneka kuliner khas Cirebon.

“Di weekend itu setiap Sabtu Minggu ada workshop, kalau yang mau belajar membatik atau melukis topeng silakan tapi adanya di sabtu minggu saja,” jelas Alexandra seperti dikutip dari NU Online.

Keraton Kesepuhan

Diketahui menurut catatan sejarah, di Cirebon, salah satu istana yang paling mencolok adalah Keraton Kasepuhan, didirikan pada tahun 1529 oleh Pangeran Mas Mochammad Arifin II.

Keraton ini memiliki luas tanah mencapai 10 hektar. Istana ini tidak hanya menjadi yang tertua di Jawa dengan sejarah terpanjang, tetapi juga yang terbesar dan paling terawat di antara keempat istana Cirebon.

Dalam setiap sudutnya mencerminkan kekayaan sejarah, dengan bangunan putih bersih yang menampilkan ruang tahta, tempat tinggal keluarga kerajaan, dan area resepsi untuk menyambut tamu.

Bisa dilihat dalam pemandangan menarik lainnya di Keraton Kasepuhan adalah bangunan Lawang Sanga, yang terletak di tepi Sungai Krayan di sisi selatan.

 

Tokoh Adat Lampung hadiri undangan Keraton Kasepuhan Kesultanan Cirebon. (Foto : Analisis.co.id)

Kantor Pajak

Keraton Kasepuhan dahulu hanya berfungsi sebagai kantor pajak dan bea cukai selama pemerintahan kerajaan Cirebon. .

Bangunan ini mencerminkan kehidupan ekonomi yang makmur pada masa lalu. Setiap barang dari luar negeri yang memasuki kerajaan harus melalui sungai ini, di mana para pejabat raja mengenakan bea cukai yang diperlukan.

Selain Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, Keraton Kacirebonan, dan Keraton Keprabonan juga menawarkan pesona sejarah yang khas.

Semua istana ini mencerminkan perpaduan arsitektur dari warisan Hindu hingga Islam, yang kemudian diwarnai dengan pengaruh Tionghoa dan Belanda, menciptakan gaya arsitektur Cirebon yang unik.

 

Keraton Kasepuhan Kesultanan Cirebon. (Foto : Universitas STEKOM Semarang)

Berkesan

Bagi para pengunjung yang ingin menjelajahi kekayaan sejarah Indonesia, istana-istana Cirebon menjadi destinasi wisata yang tak boleh dilewatkan.

Dengan keindahan arsitektur, nuansa sejarah yang kental, dan cerita di balik setiap dindingnya, Cirebon memberikan pengalaman wisata yang mendalam dan berkesan.

Keraton Kasepuhan berlokasi di Jl. Kasepuhan No.43, Kesepuhan, Kec. Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Jawa Barat.

Harga tiket masuk Keraton Kasepuhan bervariasi yakni Rp 10.000 untuk pelajar, Rp15.000 untuk umum.

Untuk bisa masuk ke dalam Museum Keraton Kasepuhan pengunjung dikenai biaya tambahan Rp 15.000.

Jam operasional Keraton Kasepuhan dimulai dari jam 08.00 pagi sampai 17.00 WIB.

 

 

 

 

 

 

Related Articles

Back to top button