Donald Trump Dilantik Besok, Ini 9 Hal yang Perlu Diketahui soal Pelantikan Presiden AS

Amerika, Medconas.com——Donald Trump akan dilantik sebagai Presiden ke-47 Amerika Serikat (AS) pada Senin (20/1/2025). Selain menandai kembalinya Trump ke Gedung Putih, dia juga akan menjadi presiden kedua yang menjabat sebagai Presiden AS secara tidak berturut-turut setelah Grover Cleveland.

Acara pelantikan ini nantinya meliputi upacara pengesahan, pertunjukan musik, parade, dan pesta dansa.

Pelantikan Donald Trump sendiri merupakan acara pengukuhan yang ke-60. Berikut seperti dilansir kompas.com, hal yang perlu diketahui tentang pelantikan Presiden AS.

1. Presiden ke-40 yang memberikan pidato perdana Dilansir dari Council on Foreign Relations, Kamis (16/1/2025), Donald Trump akan menjadi orang ke-40 yang memberikan pidato perdana setelah pelantikan. Sepanjang sejarah pelantikan presiden AS, beberapa di antaranya menjadi Kepala Negara untuk mengisi kursi kepresidenan yang kosong atau karena presiden meninggal dunia dan mengundurkan diri.

Karenanya, John Tyler, Millard Fillmore, Andrew Johnson, Chester Arthur, dan Gerald Ford yang sebelumnya menjabat sebagai wakil presiden, tidak pernah memberikan pidato usai dilantik.

2. Dua presiden AS tidak dilantik di Washington DC Pelantikan Trump bakal berlangsung di Gedung Kongres AS (US Capitol) pukul 12.00 waktu setempat. Trump akan mengambil sumpah jabatan bersama dengan wakilnya, James David Vance alias JD Vance. Semua presiden AS, kecuali George Washington dan John Adam, dilantik di Washington DC. Pasalnya, negara bagian ini baru ditetapkan menjadi ibukota pada 1800. Presiden pertama AS, George Washington mengucap sumpah jabatan pada 1789 di Federal Hall, New York.Sementara, John Adams dilantik sebagai presiden pada 1797 di Ruang DPR Gedung Kongres Philadelphia.

3.

. Isi sumpah jabatan Presiden AS Semua presiden terpilih AS, termasuk Donald Trump mengucap sumpah jabatan sesuai Pasal II, Bagian I Konstitusi. Berikut bunyinya: “Saya dengan sungguh-sungguh bersumpah (atau menegaskan) bahwa saya akan dengan setia menjalankan Kantor Presiden Amerika Serikat, dan akan sebaik-baiknya kemampuan saya, menjaga, melindungi, dan membela konsitusi Amerika Serikat.”

4. Mahkamah Agung memimpin sumpah Dalam proses pelantikan Presiden AS, Ketua MA bertugas sebagai pemandu sumpah. Pada pelantikan Donald Trump nanti, Hakim Agung John Roberts akan memimpin sumpah jabatan presiden dengan mengangkat satu tangannya. Sumpah itu lalu diikuti oleh Trump dengan satu tangan diletakkan di Alkitab, sedangkan tangan lainnya diangkat sejajar dengan kepala. Pengambilan sumpah oleh John Roberts ini akan menjadi yang kelima kalinya sejak dia menjabat sebagai Hakim Agung sejak 2005.

5. Mayoritas pelantikan dilaksanakan bulan Maret Beberapa tahun belakang, pelantikan presiden di AS selalu dilaksanakan pada Januari. Namun rupanya, tidak selalu demikian. Sebanyak 37 pelantikan justru diselenggarakan bulan Maret, dan hanya 23 pengukuhan presiden, termasuk pelantikan Trump, yang jatuh pada Januari.

6. John F. Kennedy presiden terakhir yang pakai topi Memakai topi pada upacara pengukuhan, dulunya adalah tradisi yang dimulai sejak Franklin Pierce, lalu Harry Truman, hingga terakhir adalah Presiden ke-35 AS John F. Kennedy. Tradisi ini sudah lama tidakdilakukan lagi, termasuk oleh Trump.

7.

. Alkitab dipegang oleh istri presiden Dalam sejarah pelantikan AS, Lyndon B. Johnson merupakan presiden pertama yang meminta istrinya untuk memegang Alkitab saat mengucap sumpah jabatan. Sebelumnya, Alkitab biasa dipegang oleh sekretaris eksekutif Komite Pelantikan Kongres Gabungan. Aksi Johnson ini kemudian diikuti oleh setiap presiden AS selanjutnya. Pada pelantikan Trump nanti, Melania Trump kemungkinan akan memegang Alkitab saat suaminya mengucap sumpah, seperti yang dilakukannya delapan tahun lalu.

8. Jatuh pada Hari Martin Luther King Jr. Pelantikan Trump pada 20 Januari bertepatan dengan perayaan Hari Martin Luther King Jr.  Hari Martin Luther King Jr. adalah libur nasional di Amerika Serikat untuk memperingati ulang tahun sekaligus menghormati jasa pendeta dan aktivis yang dikenal atas perjuangannya menuntut keadilan bagi warga Amerika-Afrika pada tahun 1950-an.