Bubur Suro, Kudapan Legendaris di Masjid Al Mahmudiyah Palembang
Palembang,Medconas.com– Bubur Suro menjadi kudapan legendaris di Kota Palembang. Dimana hanya dibuat oleh masjid-masjid dan di momen tertentu saja.
Salah satunya di salah satu masjid tertua di Kota Palembang yaitu Masjid Al Mahmudiyah Suro Palembang, di Jalan Ki Gede Ing Suro, Kelurahan 30 Ilir, Kecamatan Ilir Barat II.
Di Kota Palembang pun, selama Ramadhan hanya di masjid ini yang memasak bubur Syuro dan membagikannya ke masyarakat sekitar masjid.
Ini sudah menjadi tradisi ramadhan di masjid ini. Setiap tahun menjelang waktu berbuka puasa atau bisa disebut Tradisi Pembagian Bubur Syuro. Rencananya berlangsung sampai 28 April.
Sekitar pukul 17.00 WIB, pengurus Masjid Al Mahmudiyah Suro Palembang telah memasak bubur, membagikannya kepada masyarakat untuk dinikmati sebagai menu berbuka puasa.
Menurut pembuat bubur, Mahmud, tradisi berbagi bubur sudah berlangsung ratusan tahun lalu. Biasanya, pengurus masjid selalu membuat bubur syuro untuk dibagikan kepada jemaah masjid dan warga setempat jelang buka puasa.
“Dana pembuatan bubur dari sumbangan para jemaah dan selalu dibagikan hingga akhir ramadan. Kalau awal ramadhan, disiapkan 5 kilogram beras, tapi jalang akhir berkurang jadi 4 kilogram beras, karena orang sudah bosan kalau setiap hari,” katanya.
Dalam pembuatan bubur membutuhkan waktu sekitar 3 jam. Sebelum memasak pengurus masjid menyiapkan bahan, seperti beras, daging cincang dan rempah-rempah. Seluruh bahan diaduk rata dan dimasak dalam dandang besar.
“Satu dandang ini bisa lebih dari 100 porsi, biasanya akan dibagi untuk warga dan jemaah masjid untuk berbuka,” katanya.
Warna Bubur Syuro yang kecoklatan bercita rasa gurih dan manis. Wajar saja semua kalangan menyukai bubur tersebut. Campuran bubur berasal dari potongan daging dan kentang yang diaduk bersama beras.
“Sebenarnya tidak perlu dicampur dengan makanan lain. Karena bubur ini sudah dikasih bumbu dan cukup mengenyangkan setelah seharian puasa,” katanya.