PENDIDIKAN

Dihajar Seniornya Usai Ikuti Diksar, Mahasiwa UIN RF Palembang Dilarikan ke UGD

Palembang,Medconas.com– Dunia pendidikan tanah air kembali tercoreng, jika sebelumnya menimpa seorang pelajar asal Palembang Sumatera Selatan (Sumsel ) AM (17) yang harus membuat korban meninggal dunia di Pondok Pesantren Gontor. Kali ini kekerasan di dunia pendidikan kembali terjadi dan menimpa seorang mahasiswa Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang hingga membuat korban mengalami luka-luka disekujur tubuhnya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun media ini,  kekerasan fisik terjadi saat korban tengah mengikuti pendidikan dasar (diksar) pada unit kegiatan mahasiswa kampus (UKMK) Penelitian dan Pengembangan (Litbang) di UIN RF Palembang hingga membuat korban berinisial A (19) harus dilarikan ke UGD Hermina Jakabaring usai mengikuti kegiatan di Bumi Perkemahan Gandus, Sabtu (1/10/2022) malam.

Melansir sumek.co, penganiayaan yang dialami sang putra diungkap Rusli, ayah korban. Menurutnya dua, putranya ditelanjangi di dalam musalah. Lalu dipukuli secara membabi buta oleh para seniornya yang berjumlah belasan orang.Mata anaknya ditusuk menggunakan bambu dan rokok. Akibatnya, saat ini A menjadi trauma.

“Dia sampai berucap tidak mau lagi melanjutkan perkuliahannya di kampus tersebut. Kami ini hanya orang kecil. Kalau kami bertindak takutnya terjadi apa-apa dengan anak kami. Tapi, jujur saya sakit hati mendapati anak saya diperlakukan seperti ini,” ucapnya.

Sementara itu, Mai yang merupakan ibu dari korban mengaku sangat terpukul saat mengetahui kabar anaknya telah menjadi korban kekerasan saat mengikuti diksar yang diduga dilakukan oleh seniornya tersebut.Terlebih saat dirinya melihat kondisi wajah anaknya dipenuhi lebam dan terdapat luka akibat sudutan api rokok, Mai menilai tindakan tersebut sudah tidak manusiawi.

“Kondisi anak saya saat ini jidatnya bengkak, telinga biru semua, mata bengkak, ada sudutan rokok di muka, kedua lengan biru dan ada banyak bekas jotos di kepala,” terang dia.

Lebih lanjut, Mai kemudian mengatakan atas kejadian tersebut sampai mengalami kondisi psikis yang buruk sehingga berniat tidak ingin melanjutkan perkuliahan kembali.

Menurutnya, kejadian tersebut sempat didamaikan oleh petugas Polsek Gandus. Bahkan ada surat perjanjian dimana seluruh biaya pengobatan korban akan ditanggung.

“Tapi saya masih tidak bisa terima mereka telah memperlakukan anak kami seperti itu. Mohon keadilan Pak. Siapa lagi yang bisa menolong kami orang kecil ini,” tukasnya.

Menanggapi hal ini, Kapolsek Gandus, AKP Wanda Dhira Bernard kemudian membenarkan hal tersebut, dia mengatakan sampai kemarin (2/10/’2022) telah ada sebanyak 2 korban yang membuat laporan atas kasus penganiyaan tersebut.

“Selama menjalankan giat di bumi perkemahan ada dua laporan sampai dengan kemarin terkait permasalahan antar mahasiswa,” jelasnya seperti dikutip dari Maklumatnews.com, Senin (3/10/2022).

Ia menambahkan, laporan tersebut sudah diselesaikan secara kekeluargaan.

“Kemarin pihak kami sudah mendamaikan kedua belah pihak didampingi orangtua masing-masing,” jelasnya.

Terpisah, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Dr Hj Hamidah MAg membenarkan adanya informasi mengenai mahasiswa yang menjadi korban kekerasan saat mengikuti diksar UKMK.

“Namun, saya belum mendapat informasi jelas mengenai siapa nama mahasiswanya, tempat lokasi diksarnya,” ujar dia, tadi malam. Hamidah menegaskan, saat ini pihaknya masih melakukan koordinasi sebatas WhatsApp (WA) grup.

“Jadi belum jelas. Saya juga sudah minta pembinanya memberikan laporan terperinci. Sebab ada 21 UKMK di UIN ini,” bebernya.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button