Penyaluran KUR Untuk UMKM di Sumsel Capai Rp 10,5 Triliun
Palembang,Medconas.com—Berdasarkan data Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), dari 17 kabupaten dan kota di berjumlah 2,2 juta UMKM. Namun yang terdata by name by addres berjumlah 860 ribu UMKM.
” Tahun ini untuk KUR yang sudah disalurkan ke UMKM mencapai lebih kurang Rp 10,5 triliun,” ujar Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumsel Ir. H. Amiruddin, M.Si, Kamis (22/12/2022).
Mengutip Maklumatnews.com, Amiruddin mengatakan, UMKM di Sumsel meliputi bidang kuliner, fashion, kriya, kecantikan dan kebugaran dan banyak lagi. Di Sumsel ini sumbangsih dari UMKM itu sangat besar untuk menggerakkan ekonomi.
” UMKM ini bukan hanya usaha tetap seperti tokoh atau warung, tapi pedagang online, pedagang keliling juga UMKM,” katanya.
Lebih lanjut Amiruddin menerangkan, kategorinya UMKM berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2021 tentang mengatur kemudahan perlindungan pemberdayaan koperasi dan UMKM yang dikatakan usaha mikro itu kalau mempunyai modal usaha sampai Rp 1 miliar untuk modal usaha di luar bangunan dan tanah itu disebut usaha mikro. Kemudian, modal usaha Rp 1 sampai Rp 5 miliar itu disebut usaha kecil. Kemudian modal Rp 5 miliar sampai Rp 15 miliar itu disebut usaha menengah.
“Untuk omset pertahun sampai dengan Rp 2 miliar itu disebut mikro. Untuk omset Rp 2 miliar sampai Rp 15 miliar itu usaha kecil. Tapi omset pertahun di atas Rp 15 sampai 50 miliar itu usaha menengah,” bebernya.
Amiruddin menjelaskan, untuk pembinaan kepada UMKM yaitu pelatihan, pendidikan, membantu pemasaran melalui marketplace. Kemudian melalui ekspo. Kemarin ada ekspo pempek dan banyak lagi.
“Sering ada pameran-pameran itu ada banyak hampir setiap Minggu kita ada pameran UMKM ini itu termasuk pembinaan kita bekerja sama dengan komunitas. Setiap OPD melakukan kegiatan itu ada pameran itu UMKM semua yang mengisi. Ada bazar bazarnya itu UMKM. Semua itu bentuk kita pemberdayaan terhadap UMKM,” tuturnya.
“Kita juga membina UMKM untuk melek teknologi. Pemasaran pedagang melalui online, laporan keuangan, pelatihan digital itu sudah banyak kita laksanakan. Kita mengadakan pelatihan digitalisasi memfasilitasi melalui katalog lokal yang ada di pemda. Kita bantu untuk memasarkan di lokal kita juga membantu di marketplace marketplace. Contohnya ada melalui marketplace Sumsel mall, IBS. Kemudian masuk di dalam perindustrian ada rumah kemasan. Melalui marketplace itulah pemasarannya dan banyak dinas mempunyai marketplace UMKM tidak hanya di dinas UMKM dan Koperasi,” bebernya.
Dia menjelaskan, UMKM itu ada 3 permasalahannya yakni keterampilan, permodalan dan pemasaran. “Kalau permasalahan tadi sudah kita bahas. Masalah permodalan akses permodalan ini ada akses permodalan melalui kredit usaha rakyat (KUR) itu bunganya rata-rata 6% di subsidi oleh pemerintah sisanya. Kalau konvensional bisa 15% per tahun bunganya. Tapi kalau di KUR hanya 6% bunganya pertahun. Itu salah satu upaya-upaya untuk mendorong UMKM,” bebernya.
“Perbankan itu bisa melalui Himbara yakni bank pemerintah yang terdiri dari 11 bank pemerintah penyaluran KUR. Ditambah BCA dan banyak swasta yang juga ikut menyalurkan KUR. Di tahun ini lebih kurang Rp 10,5 triliun tersalur untuk UMKM di provinsi Sumsel,” tambahnya.
Ia menguraikan, untuk KUR itu maksimal pinjaman modal Rp 500 juta. Kemudian yang lain dilihat jenis usahanya peminjam itu bank bankable-nya dilihat mereka sanggup tidak memenuhi persyaratan bank. Kemudian dilihat jenis usahanya.