Gerakan Sumsel Mandiri Pangan Sukses Entaskan Kemiskinan..!
Oleh Jemmy Saputera, S.I.Kom (Jurnalis di Palembang)
Palembang,Medconas.com—Program Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) yang digagas Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) tidak terlepas dari peran sentral Gubernur dan Wakil Gubernur Sumsel H Herman Deru berserta H Mawardi Yahya (HDMY)- begitulah sapaan akrab dua tokoh Sumsel yang mampu merebut hati warganya di Pilkada 2018 lalu itu.
Belakangan ini, GSMP disebut-sebut sudah sampai ketingkat paling bawah. Artinya tujuan utama gerakan ini diyakini sudah dirasakan oleh semua lapisan masyarakat Sumsel tanpa terkecuali. Jadi GSMP ini adalah sebuah terobosan yang sangat yang bagus dan harus didorong. Sehingga tidak lagi terdengar kabar tidak ada yang bisa makan di Bumi Sriwijaya , tidak lagi terdengar kabar bahwa masih ada masyarakat yang di bawah prasejahtera, yang kesulitan akses pangan. Lalu pertanyaanya adalah, apakah betul, GSMP sukses mengentaskan kemiskinan..?
Dalam sebuah Fokus Grop Discussion (FGD) Rabu (8/2/2023), Forum Masyarakat Berdaya (FMB) mengungkap berbagai hal terkait program unggulan Pemrov Sumsel tersebut. Salah satunya adalah sebuah harapan agar GSMP ini tidak hanya menjadikan program ini mampu mengentaskan kemiskinan juga mampu menjadikan salah satu provinsi terkaya di Sumatera tersebut menuju kedaulatan pangan.
“Harapan kami GSMP ini mampu berimplikasi positif terhadap masyarakat Sumsel. Karena kita melihat semangatnya sudah bagus. Karena gerakan Sumsel Mandiri Pangan ini untuk menuju kedaulatan pangan. Kita tidak ingin ada . Jadi kita dukung dan kita kawal GSMP ini,,” ujar Ki Edi Susilo Ketua FMB dihadapan para peserta FGD yang terdiri dari kalangan pelajar mahasiswa dan umum.
BadanPusat Statistik (BPS) Sumsel merilis pada kurun satu tahun periode September 2021 sampai September 2022, angka kemiskinan di daerah mengalami penurunan sebesar 0,84%. Dari 12,79% menjadi 11,95%.
Hal ini dibarengi dengan penurunan jumlah penduduk miskin, sebanyak 61,62 ribu orang. Dari sebelumnya berjumlah 1.116,61 ribu orang menjadi 1.054,99 ribu orang pada periode Maret 2022. Kepala BPS Sumatra Selatan Zulkifl i juga menyebutkan persentase penduduk miskin per September 2021 turun dari 13,28% menjadi 12,31% pada Maret 2022.
Pada September 2022 turun lagi menjadi 12,30%,” Rilis tersebut juga memerinci peranan komoditas makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar jika dibandingkan dengan peranan kelompok bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan).
“Sumbangan garis kemiskinan makanan (GKM) terhadap garis kemiskinan (GK) September 2022 tercatat sebesar 73,98% turun jika dibandingkan dengan kondisi Maret 2022 sebesar 74,34% dan turun jika dibandingkan dengan kondisi September 2021 yang sebesar 74,16%,”.
Kendati demikian, Gubernur Sumsel H Herman Deru terus mengintensifkan berbagai program dan terobosan yang bermuara pada kesejahteraan masyarakat. Salah satunya, menggeber Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP).
“ Angka kemiskinan yang semakin menurun menjadi salah satu target besar Pemprov Sumsel. Bahkan gerakan ini juga bertujuan mengubah pola pikir masyarakat dari pembeli menjadi penghasil produk pangan rumah tangga. Program itu sudah berdampak positif pada penurunan angka kemiskinan,” kata Herman Deru dalam sebuah kesempatan.
“Gerakan Sumsel Mandiri Pangan ini menjadi salah satu jurus yang kami lakukan untuk mengatasi angka kemiskinan di Sumsel. Sejak diluncurkan pada Desember 2021, GSMP ini sudah cukup mengubah pola pikir masyarakat untuk menjadi produktif dalam hal kemandirian pangan. Inilah strategi kita yang muaranya akan menurunkan angka kemiskinan tadi,” ungkapnya.
Dia menambahkan, gerakan itu bertujuan mengubah pemikiran warga dari konsumen menjadi penghasil, terutama untuk urusan bahan makanan sehari-hari. Hal itu nantinya akan berpengaruh untuk mengurangi biaya kehidupan masyarakat sehari-hari.
“Esensi Sumsel Mandiri Pangan adalah mengubah mindset dari yang biasanya kita berharap membeli menjadi penghasil. Atau biasa jadi konsumen, kita menjadi penghasil kebutuhan sehari-hari. Paling tidak kita bisa mengurangi biaya hidup. Kita hasilkan sendiri cabai dan bawang yang selama ini masyarakat hanya membeli ke pasar sekarang tidak lagi, ” paparnya.
Menurutnya, GSMP ini tidak hanya berfokus pada program pangan saja. Akan tetapi, Pemprov Sumsel juga memberikan bantuan simultan berupa media tanam, bibit, hingga tempat memelihara ikan. Bahkan kata dia, sampai akhir 2022, sebanyak 250 ribu keluarga yang terdaftar pada Data Terpadu Kesejahteraan Sosial menjadi penerimanya.
“Sayuran dan ikan akan membantu memenuhi kebutuhan dapur selain beras. GSMP itu juga menjadi batu loncatan dalam memandirikan masyarakat untuk memenuhi sebagian kebutuhan pangannya,” ujar mantan Bupati Ogan Komering Ulu Timur itu.
Berdasarkan konsep pemikiran GSMP diatas, saya sebagai bagian dari masyarakat berpendapat bahwa konsep tersebut sangat rasional. Apalagi, inovasi yang dijalankan pemerintah provinsi tidak hanya untuk menekan angka kemiskinan, tapi juga membawa Sumsel masuk dalam deretan provinsi yang mampu menekan tingkat inflasi di tengah situasi ekonomi global saat ini adalah bagian cita-cita luhur yang patut kita apresiasi dan dukung bersama.
Untuk memaksimalkan upaya dan strategi itu, saya rasa semua pihak harus turut serta meningkatkan koordinasi dan kolaborasi. Baik pemerintah kabupaten maupun kota.Sehingga pencapaian GSMP yang digaungkan ini dapat berjalan optimal sehingga diharapkan mampu mengurangi angka kemiskinan di daerah masing-masing.
Menurut pandangan hemat saya, hal ini bisa saja terjadi. Asalkan koordinasi dan kolaborasi dengan pemerintah daerah menjadi hal yang utama karena menekan kemiskinan tidak bisa dilakukan Pemprov Sumsel saja. Pemerintah daerah di 17 kabupaten dan kota juga harus bekerja keras.
Diakui atau tidak, GSMP ini masih memiliki beberapa kendala diantaranya program yang dikawal kementerian di daerah. Program itu harus dimanfaatkan dengan maksimal dan mempunyai nilai ekonomi untuk masyarakat. Program yang mengarah pada penanggulangan kemiskinan harus dimaksimalkan sehingga kesejahteraan rakyat pun meningkat. Jadi pada intinya, GSMP ini sukses mengentaskan kemiskinan atau tidak dapat dilihat dari program kerja yang memuat nilai ekonomi bagi masyarakat disetiap Kabupaten dan Kota. Lagipula saya menilai, salah satu penyebab adanya angka kemiskinan disuatu daerah tidak terlepas dari kurang meratanya pembangunan di daerah sehingga yang muncul adalah kesenjangan antar daerah. Nah, sudahkah pemerataan pembangunan di Sumsel, itu pertanyaanya..?
Untuk menjawab hal itu, Yan Sulistyo salah seorang pengamat ekonomi di Sumsel mengatakan, Sumsel pada dasarnya memilikikekayaan hasil perkebunan berupa sawit dan karet serta hasil beragam tambang yang melimpah sudah semestinya semakin maju dan sejahtera.
Karena itu, dia meminta pemerintah daerah melakukan percepatan penurunan angka kemiskinan yang saat ini mencapai 11,95%. “Angka sebesar itu harus terus ditekan lagi.” Menurut Yan, salah satu penyebab angka kemiskinan ialah tidak meratanya pembangunan atau terjadinya kesenjangan antardaerah.
Selain itu, terjadinya kenaikan harga barang dan pangan karena inflasi selama pandemi covid-19. Terkait dengan Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) yang digagas Pemprov Sumsel, ia mengakui kemanfaatannya.
“GSMP dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. GSMP dapat mendongrak taraf hidup masyarakat, khususnya di sektor ekonomi.” Terang Yan dikutip dari tabloid desa, Rabu (8/2/2023).
Menurut Yan, konsisten GSMP, seharusnya mampu membuat warga mencukupi kebutuhan makan sehari-hari. Mereka tidak harus bergantung pada pasar karena bisa mengambil dari hasil budi daya sayuran, buah-buahan, atau ikan yang ada di halaman rumah.
“Artinya, pengeluaran masyarakat untuk kebutuhan makan sehari-hari dapat ditekan. Dengan kondisi seperti itu, akan membawa dampak yang cukup besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat,” tegasnya.
Ia berharap masyarakat harus konsisten menanam di pekarangan. Menanam tidak hanya berhemat, tapi juga membuat keluarga mendapatkan asupan makanan dengan gizi seimbang sehingga mencegah anak mengalami tengkes.
Langkah lain juga diusulkan Yan, yakni memberikan bantuan stimulan kepada UMKM sehingga ekonomi Sumsel terus terkerek naik. “Bantuan nonfiskal dan bantuan dari pemerintah kota, kabupaten, atau provinsi kepada UMKM dan tepat sasaran sangat penting karena mereka merupakan penopang ekonomi mikro masyarakat, khususnya UMKM yang memproduksi barang secara rumahan.
“Stimulus pajak berupa pemutihan sudah pernah dilakukan pemerintah provinsi di masa pandemi. Dampaknya sangat baik bagi UMKM. Seharusnya pemerintah kota dan kabupaten juga melakukannya,” tuturnya.