Komunikasi dan Budaya

Oleh: H Albar Sentosa Subari*
Komunikasi antar multi budaya adalah komunikasi antar masyarakat yang memiliki budaya yang berbeda.
Definisi ini cukup simpel tetapi dalam prakteknya demikian kompleks.
Komunikasi antar multi budaya melibatkan adanya persepsi, sikap dan interpretasi yang berbeda beda.
Kita tahu meskipun komunikasi antar dua orang dalam budaya yang samapun sering timbul permasalahan, apalagi dengan budaya negara lain. Orang sering kali dapat melukai antar sesama karena hanya urusan apa yang mereka katakan atau lakukan. Jika demikian, bukan lah masuk akal, jika kita katakan bahwa permasalahan komunikasi adalah diakibatkan karena tidak adanya saling berbagi pengalaman, yang saling menguntungkan ( misalnya bahasa dan budaya).
Budaya tidak mengkomunikasikan apa yang dilakukan setiap individu. Setiap orang memiliki cara komunikasi yang unik, tetapi budaya mencerminkan ciri umum dari suatu anggota masyarakat.
Hubungan antara masing masing individu dengan budaya nya dapat dianalogikan antara seorang aktor dan direktor. Seorang aktor menampilkan sifat kepribadiannya dalam berakting, namun demikian ia dipengaruhi oleh direktor ya. Kita umumnya tidak selalu menyadari akan nilai kehalusan yang mempengaruhi budaya kita. Demikian juga, kita mungkin tidak merasa bahwa orang lain juga dipengaruhi oleh budaya mereka.
Permasalahan dan kesalahan interpretasi bukanlah dikarenakan pada saat anggota masyarakat yang sedang berkomunikasi berasal dari dua budaya berbeda. Namun demikian ketika terjadi konflik budaya, mereka juga lebih menganggap karena disebabkan oleh masalah personal dari pada masalah budaya.
Kesulitan dalam berkomunikasi antar multibudaya bisa terjadi ketika mereka dari budaya yang berbeda tersebut kurang menyadari mengenai adanya perbedaan nilai nilai budaya dan kepercayaan yang mereka miliki. Dalam interaksi tersebut, seseorang mungkin berkata bahwa keyakinan yang ia miliki adalah yang paling benar, karena cara berpikirnya lebih dewasa dibandingkan dengan yang lain.( Ethnosentris).
Ethnosentris ini bisa menimbulkan asumsi negatif tentang budaya orang lain. Akibat lain dari sifat ethnosentris yang berlebihan ini mengakibatkan orang lain akan semakin kritis terhadap dia.
Kadang kadang reaksi negatif bukan disebabkan oleh interaksi sebenarnya, melainkan dikarenakan oleh adanya penafsiran kita tentang orang lain yang tidak biasanya. Kepercayaan negatif yang berlebihan tentang orang lain mengakibatkan persepsi negatif yang berlebihan.
Ini akan berdampak pada pada diri kita dalam melihat seorang sebagai individu yang memiliki karakter yang unik. Dan bisa mengakibatkan prasangka negatif seperti curiga, tidak toleran, dan kebencian pada budaya orang lain.
Ini dapat terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan mungkin tidak mengakibatkan hal yang serius. Namun demikian, orang akan menanggapi dengan marah daripada mengklarifikasi terjadinya penyimpanan tersebut.
Konflik budaya bisa terjadi karena adanya salah interpretasi, ethnosentris, stereotipe dan prejudice. Konflik ini dapat dicegah dengan meningkatkan tingkat kesadaran dan sensitivitas kita terhadap multi budaya. Peningkatan sensitivitas kita terhadap budaya orang lain bukan berarti akan menghilangkan identitas budaya kita , akan tetapi kita akan semakin menyadari mengenai pengaruh budaya kita dan juga budaya orang lain.
Berada dalam budaya yang berbeda terutama ketika berhadapan dengan orang asing adalah bagaikan berada dalam sebuah roler Foster. Kadang kadang orang asing tersebut menyenangkan, dan kadang pula menyebalkan. Hal hal yang menyenangkan seperti keinginan Tahuan dan kegembiraan akan terasa dalam pertemuan tersebut.
Makanan baru dan aroma yang baru, wajah wajah yang berbeda, keinginan dan persepsi yang berbeda, semua nya membuat kita terkesima.
Pengunjung asing umumnya memiliki harapan dan keingintahuan yang tinggi terhadap budaya yang baru.
Tentu saja tidak semua yang kita harapkan dapat berjalan mulus selama kita bergaul dengan orang asing. Kita mungkin akan mengalami kesulitan dalam memahami dan menyesuaikan diri memberikan yang terbaik buat mereka. Kebanyakan orang tidak menyadari bahwa berbagai permasalahannya, perasaan dan keinginan yang berbeda beda tersebut sebenarnya merupakan masalah yang unik. Satu hal yang umum ketika berhadapan dengan orang asing adalah berkaitan dengan apa yang mereka sukai dan tidak mereka sukai. Hal hal yang serba baru, dan adanya keraguan dan ketakutan ketakutan baru tersebut semuanya bercampur baur menjadi satu dan mempengaruhi sikap emosi kita.
Tentu maksudnya orang asing di sini tidak selamanya bermakna orang luar negeri alias bule, tetapi bermakna luas bisa saja orang satu negara sebagai warga negara Indonesia namun baru mengenal satu sama lain. Dan itu manusiawi dan wajar wajar saja karena baru berinteraksi. (**)
*Penulis adalah ketua pembina adat Sumatera Selatan