Dengki Melenyapkan Kerja Hati
Oleh: H. Albar Sentosa Subari
Diantara penyakit hati ialah Hasud atau Dengki. Apabila hati telah dijangkiti nya bukan saja menyebabkan hati tidak sehat, tetapi juga menimbulkan mati nya hati. Rasulullah Saw sering memohon perlindungan kepada Allah dari penyakit kedengkian, bahkan Rasulullah selalu melantunkan doa agar selamat dari riak riak kedengkian setiap pagi dan petang.
Diantara doa yang dipanjatkan Rasulullah Saw. Wahai Rabbku, Aku berlindung kepada Mu dari kerapuhan, kemalasan, kedengkian dan hasud. Belitan hutang dan penindasan orang. Rasulullah Saw juga sering memohon perlindungan kepada Allah dengan bacaan bacaan yang dapat melindungi dirinya dari ulah busuk manusia manusia pendengki. Hingga akhirnya Allah menurunkan Wahyu Nya surat Al Falaq dan surat an Nas.
Katakanlah Aku berlindung kepada Tuhan Yang Maha Menguasai subuh, dari kejahatan makhluk Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul buhul dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki. QS. Al Falaq 1-5.
Katakan lah. Aku berlindung kepada Tuhan yang memelihara dan menguasai manusia. Raja manusia. Sembahan manusia, dari kejahatan, bisikan syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikan kejahatan ke dalam dada manusia, dari golongan jin dan manusia. QS. An Nas 1-6.
Pada turun nya dua surat Qur’an tersebut, Rasul memohon perlindungan kepada Allah dari riak riak kedengkian dan ulah busuk para pendengki, serta perilaku jahat manusia manusia jahat dengan mengamalkan membaca surat Al Falaq dan surat an Nas, setiap pagi dan petang. Karena nya, jika dirimu ingin dijernihkan Allah dari riak riak kedengkian diri, serta dikawal oleh Nya dari ulah busuk para pendengki bacalah dua surat tersebut, setiap hari pada pagi dan sore hari.
Ketahuilah dengki adalah penyakit akut yang dengan mudah menyerang dada manusia manusia lemah iman. Manusia yang rapuh jiwa dan lemah hati, akan mudah terombang-ambing keadaan, orang yang terkondisikan keadaan akan menipis rasa imannya, sehingga malas mengingat Allah, sebelum akhirnya lupa Dzikrullah. Dalam diri manusia yang rapuh iman dan lupa dzikir inilah riak riak kedengkian serta isi hati dan sikap tak terpuji, menginginkan hilangnya nikmat yang diperoleh oleh orang lain.
Dalam pandangan islami, dengki / Hasud, adalah geliat perasaan yang menginginkan hilangnya nikmat Allah yang ada di tangan orang lain. Sikap dengki dan iri hati dikecam keras oleh Allah dan Rasul-nya. Para ahli psikologi menuturkan. Sikap dengki bersanding lurus dengan perilaku kikir. Karena nya Rasulullah Saw mengingat kan umat’nya.
Ada tiga perkara yang menyelamatkan, dan tiga perkara yang membinasakan. Adapun tiga perkara yang menyelamatkan ialah. Taqwa pada Allah baik secara rahasia maupun terang terangan. Bicara benar dalam keadaan ridho maupun marah. Bersyukur atas nikmat kekayaan maupun kefakiran. Sedangkan tiga perkara yang membinasakan ada lah, memperturutkan hawa nafsu, menikmati kekikiran, serta iri hati, yang ketiga inilah paling membinasakan. H.R. Al- Bazzar.
Rasulullah Saw bersabda. Hendaknya kalian menjauhi kedengkian, sesungguhnya kedengkian itu menghilangkan kebaikan kebaikan, seperti halnya api melalap kayu bakar. HR. Muslim.
Zubair meriwayatkan Rasulullah Saw bersabda. Akan menjangkiti kalian penyakit yang menerjang umat umat sebelum kalian, yaitu kedengkian dan kemarahan, kedua nya merupakan alat pencukur. Yang aku maksud kan ujaran ku bukan untuk mencukur rambut, tetapi mencukur agama. HR. Al Tirmidzi.
Manusia memelihara kedengkian, sejatinya telah merelakan nilai nilai agama yang ada dalam dirinya terukir sehingga terlepas dari dada nya.
Allah SWT menggambarkan sikap dengki ini dalam firman Nya.
Bila kamu memperoleh kebaikan, maka hal itu menyedihkan mereka, dan kalau kamu ditimpa kesusahan maka mereka girang karena nya. QS. Ali Imran 120.
Firman Allah SWT juga memberitakan bahwasanya dengki merupakan karakteristik para ahlul kitab, sebagai mana firman Nya.
Kebanyakan orang orang ahli kitab menginginkan supaya mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, disebabkan oleh kedengkian yang ada dalam jiwa mereka. QS. Al Baqarah 109. (**)