Sumsel Serius Atasi Persoalan Sawit
Palembang,Medconas.com– Bertempat di Hotel 101 Palembang, Rabu, (27/07/2022).Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) melalui Dinas Perkebunan bersama para pihak menyelenggarakan kegiatan lokakarya dalam rangka penyusunan Rencana Aksi Daerah Kelapa Sawit Berkelanjutan (RAD-KSB) Provinsi Sumsel, sekaligus menjadi komitmen keseriusan Pemrov Sumsel dalam upaya menjaga komoditas kelapa sawit berkelanjutan.
Mengankat tema “Inventarisasi Program Prioritas Daerah dan Penyusunan Matriks Sinkronisasi Rencana Aksi dalam Rangka Penyusunan RADKSB Provinsi Sumatera Selatan”. Lokakarya ini ditujukan untuk mendapatkan masukan dari para pihak terkait data, informasi dan analisis permasalahan yang dibutuhkan untuk penulisan di setiap komponen RAD KSB di Provinsi Sumsel.
” Lokakarya juga akan menginventarisasi program atau kegiatan prioritas daerah, serta menyusun draf matriks rencana aksi RAD KSB di Provinsi Sumsel dengan mengacu pada Rencana Aksi Nasional Kelapa Sawit Berkelanjutan (RAN KSB),” kata Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Sumsel, Ir Agus Darwa MSi.
Menurutnya, Kelapa sawit di Sumsel sudah menyebar di hampir 17 kabupaten/kota, adanya RAN KSB dan RAD KSB salah satunya untuk mengatasi polemik yang selalu muncul di tingkat internasional yang menyatakan bahwa sawit merugikan lingkungan, seperti rakus air, rakus hara dan lainnya, sehingga perlu dilakukan penataan dan pengelolaan perkebunan kelapa sawit.
“Lokakarya kali ini adalah tindak lanjut dari kegiatan sebelumnya untuk sinkronisasi cara pandang, menyamakan data dan menyamakan persepsi bagaimana capaian yang diinginkan kedepan, agar tanaman kelapa sawit menjadi tanaman utama yang tidak merusak sistem,” katanya seraya menambahkan bahwa pihaknya juga mengucapkan terima kasihnya atas dukungan ICRAF Indonesia dalam penyusunan RAD-KSB Sumsel sejak awal hingga selesai nanti.
Sementara itu, Policy Database Management Researcher ICRAF Indonesia, Tania Benita mengatakan, Perencanaan komoditas strategis secara berkelanjutan perlu didorong agar dapat mengurangi dampak negatif industri perkebunan pada lingkungan. Sumsel merupakan salah satu sentra kelapa sawit di Indonesia.
“Pengelolaan kelapa sawit yang berkelanjutan juga penting untuk menjamin keberlanjutan penghidupan masyarakat, terutama petani kecil. Dengan adanya upaya multi pihak, diharapkan arah pengelolaan kelapa sawit di Provinsi Sumsel dapat meningkatkan kesejahteraan petani kecil, menjaga kualitas lingkungan, menguatkan tata kelola perkebunan, serta mempercepat pelaksanaan ISPO di daerah,” ungkapnya.
Komoditas kelapa sawit,lanjutnya telah menjadi salah satu komoditas utama bagi masyarakat dengan luasan mencapai lebih dari 1 juta hektar (Kementerian Pertanian, 2019).
“Dengan luasan yang cukup signifikan, dibutuhkan perencanaan yang komprehensif untuk dapat mengelola lahan perkebunan kelapa sawit secara berkelanjutan untuk pertumbuhan ekonomi yang selaras dengan komitmen pemerintah untuk menurunkan emisi gas rumah kaca menjadi 29 persen secara mandiri,” ujar Tania
Tania mengungkapkan, Dengan adanya peningkatan iklim usaha komoditas sawit, maka pekebun akan mampu meningkatkan produktivitas dan kualitas, terjadi percepatan sertifikasi ISPO, dan pada akhirnya target SDGs juga tercapai.
“RAN KSB maupun RAD KSB adalah sebuah kerangka kerja sehingga tujuan utamanya adalah untuk menghadirkan enabling environment atau lingkungan pemungkin bagi pembangunan kelapa sawit berkelanjutan,” ungkapnya
Dijelaskannya, Penyusunan RAD KSB di Provinsi Sumsel tentunya menjadi bagian integral dari pengelolaan lahan yang berkelanjutan dengan pelibatan para pihak. Hal ini merupakan salah satu implementasi dari Program “Lahan untuk Kehidupan” dimana pengelolaan lahan berkelanjutan untuk pengembangan komoditas yang bernilai ekonomi tinggi menjadi salah satu bagian penting.
“Berkaitan dengan hal tersebut, kesiapan kelembagaan yang akan membidani lahirnya RAD KSB ini menjadi sangat penting beserta persiapan teknis dan non teknis yang diperlukan dalam rangka mensukseskan penyusunan dan implementasi RAD KSB Provinsi Sumsel,” jelas Tania.
Tania menambahkan, Kegiatan Lokakarya RAD-KSB Sumsel didukung oleh ICRAF Indonesia dan Balai Penelitian Tanah sebagai bagian upaya #PahlawanGambut di Sumatera Selatan. #PahlawanGambut adalah sebuah gerakan untuk menghimpun pengetahuan, pembelajaran, pemahaman serta berbagai ide terkait pengelolaan gambut berkelanjutan oleh para penggiat, peneliti, pelaku usaha, petani dan generasi muda di Sumatera Selatan dan Kalimantan Barat.