Gadis Cantik Asal Tana Toraja Tewas Ditangan Rekan Kerja
Sulteng, Medconas.com— Warga Desa Bahodopi, Kecamatan Bahodopi, Morowali Sulawesi Tengah (Sulteng) dihebohkan dengan penemuan mayat seorang gadis cantik asal Tana Toraja bernama Agnes Retni Anggraini (25) di mes karyawan kantor tempatnya bekerja, Sabtu (13/5/3). Polisi menduga Agnes menjadi korban pembunuhan lantaran kondisinya yang mengenaskan.
” Pertama ditemukan, korban dalam kondisi bersimbah darah tangan dan kakinya terikat. Selain itu, kepala korban juga mengeluarkan darah, dan kepala terbungkus menggunakan kaos warna Biru serta celana hitam . Sebelum korban ditemukan meninggal dunia korban diantar oleh pacarnya saat berangkat ke kantornya di PT Panca Pilar pada Sabtu (13/5/2023) sekitar pukul 09.30 Wita. Pacar korban diketahui bernama Desrianto Palulungan, ujar Keluarga korban Henry Desfa Deyanto.
“Awalnya korban diantar pacarnya bernama Desrianto Palulungan ke kantor tempatnya bekerja untuk memberikan sejumlah uang kepada kedua rekan kerjanya,” kata Henry.
Sang pacar disebut sempat mengajak korban pulang saat urusan mereka telah selesai. Namun ajakan itu ditolak oleh korban dengan alasan ingin menunggu temannya yang masih di kantor. Akibatnya, Desrianto meninggalkan korban di kantornya. Belakangan Henry yang juga berdomisili di Morowali melihat story korban di media sosial.
“Sekitar jam 11.04 Wita, korban sempat membuat status WhatsApp bertuliskan jalan-jalan ke rumah teman dulu. Tapi saat dihubungi, HP-nya tidak bisa lagi dihubungi,” ungkapnya.
Lantaran cemas, Henry bersama keluarga lainnya yang menetap di Morowali segera mencari korban di kantornya. Namun saat tiba, pintu kantor korban tertutup sehingga dirinya mendobraknya dan menemukan korban tergeletak di lantai dalam kondisi bersimbah darah.
“Kantor tertutup, tapi kami dobrak dan temukan sudah meninggal. Kepalanya pecah, ada lebam di sekitar kaki, tangan terikat, dan ditutupi kain,” ucapnya.
Sementara itu, Kapolres Morowali AKBP Suprianto dilansir dari tribuntoraja.com, Senin (15/5/2023) mengatakan, selain mendapati kondisi korban penuh luka, pihaknya juga menemukan kepala korban yang berdarah, wajah korban juga terluka.
” Kuat dugaan wajah dan kepala korban dipukul menggunakan benda tumpul. Kalau kekerasan yang ada hanya di kepala sama di wajah. Yang lain enggak ada, (korban terkena) benda tumpul kayak dipukul. Saat ini pelaku juga sudah kita amankan, ” ujarnya.
Lebih lanjut Suprianto menjelaskan bahwa, antara pelaku dan korban tidak ada hubungan spesial, mereka adalah mitra kerja. Pelaku ditangkap setelah serangkaian penyelidikan termasuk keterangan sejumlah saksi.Salah satu saksi adalah Desrianto Palulungan yang merupakan kekasih korban. Desrianto menyebut korban terakhir terlihat bersama pelaku. Dari keterangan ini, polisi lalu melakukan pengembangan dan mengamankan pelaku.
”Pengakuan pacar korban bahwa korban terakhir dilihat bersama pelaku, jadi penyelidikan mengarah ke dia,” katanya.
Kepada petugas sambung Kapolres, pelaku yang namanya belum disebutkan itu, mengakui perbuatannya. Ia menjadi buta mata karena persoalan uang Rp 500 ribu. Disebutkan bahwa pelaku meminjam uang Rp 500 ribu kepada korban Agnes. Pelaku lalu memegang ATM korban.
“Awalnya memang saya minta uangnya lima ratus tapi dia bilang jangan, jangan mu ambil semua dalam ATM,” ucap Kaspolres menirukan pelaku.
Menurut penjelasan kronologi kejadian kata Kapolres, berdasarkan keterangan pelaku, keduanya sempat adu mulut dan cekcok. Pelaku menjelaskan bahwa korban sempat menamparnya, makanya ia membalas memukul korban hingga terjatuh. Saat terjatuh, korban terus berteriak, Karena itu, pelaku mengikat kaki dan tangan serta menutup kepala korbam
” Jadi pengakuan pelaku, dirinya sempat memukul kepala korban dengan batu saat cekcok itu, lantaran korban menampar wajah pelaku. Dia tampar saya, akhirnya saya dorong dan pukul dia sampai jatuh. Dia teriak-teriak, baru saya ikat. Kepalanya saya tutup, baru saya pukul (pakai) batu,” tambah Kapolres menirukan ucapan pelaku.
“Setelah menghabisi nyawa korban, pelaku sempat menggunakan akun sosmed korban memposting status seolah-olah korban sedang menuju Kendari (Sulawesi Tenggara),” ungkap Kapolres.