HUMANIORA

Bubur Asyuro dan Santuni Yatim, Tradisi Warga Palembang Semarakkan Tahun Baru Islam

Palembang, Medconas.com– Memasuki 10 Muharram setiap tahunnya. Warga Palembang, khususnya di kawasan 12 Ulu Palembang selalu berbagi bubur Asyuro, apa itu dan bagaimana sejarahnya, berikut rangkumannya :

Bubur Asyuro adalah tradisi umat islam di Palembang dalam merayakan semarak tahun baru Islam.

Abdul Wahab (69) ketua Langgar Al Quram Nul Karim sekaligus ketua panitia kegiatan ini mengatakan bahwa, tahun ini pihaknya memasak bubur Asyuro sebanyak 8 dalung.

“Alhamdulillah, tradisi turun temurun ini tiap tahun terlaksanakan. Dan hasilnya kita bagikan ke masyarakat sekitar. Kegiatan ini pula,  selalu dimeriahkan dengan agenda menyatuni anak yatim dan dhuafa, ” bebernya, Jumat (28/7/2023).

Ia menambahkan,  untuk santunan anak yatim hari ini setidaknya 100 anak yang menerima.

” Semoga kegiatan ini dapat terus dilestarikan, agar anak dan cucu kita bisa tahu, kalau pada tanggal 10 Muharram ada tradisi unik, yakni bagi-bagi bubur Asyuro dan menyatuni yatim,  ” ujar Abdul.

Untuk diketahui bubur Asyura adalah bubur yang dibuat dengan berbagai bahan dan ramuan khusus untuk berbuka puasa pada hari tersebut. Bubur Asyura biasanya akan dimasak bersama dan nantinya akan dibagi-bagi ke masjid maupun warga sekitar.

Bubur Asyuro merupakan satu di antara kuliner khas saat Tahun Baru Islam. Sajian ini disatukan dengan pelaksanaan puasa sunah di bulan pertama kalender Hijriah, yakni Muharam.

Pada hari ke-10 bulan Muharam, umat Islam merayakan Hari Asyura yang ditandai dengan puasa sunah. Bubur Asyura adalah bubur yang dibuat dengan berbagai bahan dan ramuan khusus untuk berbuka puasa pada hari tersebut.

Momen ini menjadi makin spesial, selain dimasak secara bergotong-royong, momen ini menjadi ajang untuk mempererat tali silaturahmi antarwarga dan menumbuhkan jiwa sosial.

 

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button