Ratusan Pemuda Asal Palembang Ikuti Seleksi Kerja ke Jepang
Palembang, Medconas.com–Sebanyak 176 anak muda di Palembang antusias mengikuti seleksi dalam rekrutmen program magang kerja ke Jepang.
Wakil Menteri Tenaga Kerja (Wamenaker) Republik Indonesia, Afriansyah Noor mengatakan, angka pengangguran di Indonesia termasuk Palembang cukup tinggi.
“Angka pengangguran di Indonesia 5,4 persen, nah di Palembang 8 persen artinya melebihi nasional,” katanya, usai membuka Rekrut Program Magang Kerja ke Jepang, di Sekolah Jepang FGI Palembang, Selasa (10/10/2023).
Pemerintah Kota Palembang melalui Dinas Ketenagakerjaan Kota Palembang membuka peluang magang kerja ke Jepang 1.000 kuota.
“Palembang kuota banyak, tapi peminatnya sedikit, artinya generasi muda ini harus kuat mental, harusnya berani merantau,” katanya.
Para pemuda dengan usia maksimal 26 tahun ini, ditargetkan setidaknya 80 persennya atau 150 orang bisa lulus tes dan berangkat ke Jepang.
“Mereka dibekali skill manufaktur, pertanian, konstruksi, las, dan keterampilan lainnya yang dibutuhkan industri seperti di Jepang juga Korsel,” katanya.
Hingga saat ini, setidaknya 100 ribu lebih warga negara Indonesia bekerja di luar negeri dengan gaji tinggi.
“Gaji di Jepang Rp40 juta perbulan, standar UMP mereka di atas Rp10 juta perbulan, dalam 3 tahun naik 3x lipat,” katanya
Kepala Disnaker Kota Palembang Rediyan Deddy mengatakan, dari 682 orang yang daftar, hanya 176 orang yang ikut tes.
“Selain tes matematika dasar, tes fisik seperti kelengkapan anatomi tubuh, lari 3 Km selama 15 menit, juga medical check up (tes kesehatan),” katanya.
Calon pekerja ini akan berangkat pada Juni 2024. Selama menunggu keberangkatan, mereka akan dilatih keterampilan industri juga bahasa Jepang.
“Pemkot bekerjasama dengan Bank Sumsel Babel untuk biaya pelatihan sekitar Rp5 juta perorang, bagi yang tidak punya dana bisa cicilan,” katanya.
Rekrutmen ini atas kerjasama Pemkot Palembang dan Pemerintah Jepang untuk pertama kalinya.
Untuk meningkatkan minat anak muda, pihaknya akan jemput bola ke sekolah SMK di Palembang.
“Sebab banyak kebutuhan tenaga kerja dari Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Australia, Eropa, juga Jepang,” katanya.